Selasa, 08 Oktober 2013

MATERI UNTUK SILATURRAHIM


Materi untuk silaturrahim ini
Merupakan alat pertama-tama penyambung antara manusia dengan manusia
BERITA GEMBIRA DAN PERINGATAN BAGI SELURUH MANUSIA”
ALLAH telah memberikan informasi pada para Nabi dan Rasul-NYA, sejak nabi Adam as. 
Sampai pada  Muhammad Rasulullah saw. Bahwa ALLAH menciptakan manusia itu 
dari satu bahan yang sama sejak nabi Adam as sampai pada manusia terakhir. 
Juga agamanya satu... lihat keterangan dalam QS. Al-Ahzab (33) : 72-73
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh,
إِنَّا عَرَضْنَا الأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإِنْسَانُ إِنَّه ُُ كَانَ ظَلُوما ً جَهُولا'Innā `Arađnā Al-'Amānata `Alá As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Al-Jibāli Fa'abayna 'An Yaĥmilnahā Wa 'Ashfaqna Minhā Wa Ĥamalahā Al-'Insānu 'Innahu Kāna Žalūmāan Jahūlāan

sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورا ً رَحِيماLiyu`adhdhiba Allāhu Al-Munāfiqīna Wa Al-Munāfiqāti Wa Al-Mushrikīna Wa Al-Mushrikāti Wa Yatūba Allāhu `Alá Al-Mu'uminīna Wa Al-Mu'umināti Wa Kāna Allāhu Ghafūrāan Raĥīmāan

Kemudian dari pada itu bahwa semua manusia mengakui dengan keyakinan bahwasanya RABB hanyalah ALLAH SWT sendiri... perhatikan QS.  AL-A`RÂF (7) : 172-174
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَWa 'Idh 'Akhadha Rabbuka Min Banī 'Ādama Min Žuhūrihim Dhurrīyatahum Wa 'Ash/hadahum `Alá 'Anfusihim 'Alastu Birabbikum Qālū Balá Shahidnā 'An Taqūlū Yawma Al-Qiyāmati 'Innā Kunnā `An Hādhā Ghāfilīna

173. atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"
أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّة ً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ

Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Lebih dikuatkan lagi dengan QS. AL-BAQARAH (2) : 213
213. Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
كَانَ النَّاسُ أُمَّة ً وَاحِدَة ً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيه ِِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ~ِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوه ُُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيا ً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيه ِِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِه ِِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاط ٍ مُسْتَقِيم ٍ

Bagaimana caranya supaya bisa satu kembali?... tidak lain harus kita laksanakan perintah ALLAH SWT...  dalam QS. AR-RUUM (30) : 30-32
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفا ً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَFa'aqim Wajhaka Lilddīni Ĥanīfāan Fiţrata Allāhi Allatī Faţara An-Nāsa `Alayhā Lā Tabdīla Likhalqi Allāhi Dhālika Ad-Dīnu Al-Qayyimu Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna
dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوه ُُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَMunībīna 'Ilayhi Wa Attaqūhu Wa 'Aqīmū Aş-Şalāata Wa Lā Takūnū Mina Al-Mushrikīna
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعا ً كُلُّ حِزْب ٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَMina Al-Ladhīna Farraqū Dīnahum Wa Kānū Shiya`āan Kullu Ĥizbin Bimā Ladayhim Farūna

Juga ALLAH SWT memberi kegembiraan kepada manusia, jangan sampai putus asa dari rahmat ALLAH SWT ... sambungkan QS. AZ=ZUMAR (39) : 53-59
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعا ً إِنَّه ُُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُQul Yā `Ibādī Al-Ladhīna 'Asrafū `Alá 'Anfusihim Lā Taqnaţū Min Raĥmati Allāhi 'Inna Allāha Yaghfiru Adh-Dhunūba Jamī`āan 'Innahu Huwa Al-Ghafūru Ar-Raĥīmu
54. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَه ُُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُونَ
55. Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,
وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ العَذَابُ بَغْتَة ً وَأَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُونَ
56. supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).
أَنْ تَقُولَ نَفْس ٌ يَاحَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
57. atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa'.
أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
58. Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab: 'Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'.
أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّة ً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
59. (Bukan demikian) sebenarnya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir".
بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Dengan catatan surat AR-RUUM ayat 32 mengapa terjadi demikian?... Sebab tidak melaksanakan perintah ALLAH SWT dalam QS. AL-AN’AM (6) : 153 yang diawali (baca) dari 151-152 nya...

151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا بِه ِِ شَيْئا ً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانا ً وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلاَدَكُمْ مِنْ إِمْلاَق ٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِه ِِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَQul Ta`ālaw 'Atlu Mā Ĥarrama Rabbukum `Alaykum 'Allā Tushrikū Bihi Shay'āan Wa Bil-Wālidayni 'Iĥsānāan Wa Lā Taqtulū 'Awlādakum Min 'Imlāqin Naĥnu Narzuqukum Wa 'Īyāhum Wa Lā Taqrabū Al-Fawāĥisha Mā Žahara Minhā Wa Mā Baţana Wa Lā Taqtulū An-Nafsa Allatī Ĥarrama Allāhu 'Illā Bil-Ĥaqqi Dhālikum Waşşākum Bihi La`allakum Ta`qilūna
152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,
وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّه ُُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْسا ً إِلاَّ وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِه ِِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَWa Lā Taqrabū Māla Al-Yatīmi 'Illā Bi-Atī Hiya 'Aĥsanu Ĥattá Yablugha 'Ashuddahu Wa 'Awfū Al-Kayla Wa Al-Mīzāna Bil-Qisţi Lā Nukallifu Nafsāan 'Illā Wus`ahā Wa 'Idhā Qultum Fā`dilū Wa Law Kāna Dhā Qurbá Wa Bi`ahdi Allāhi 'Awfū Dhālikum Waşşākum Bihi La`allakum Tadhakkarūna
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيما ً فَاتَّبِعُوه ُُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِه ِِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِه ِِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَWa 'Anna Hādhā Şirāţī Mustaqīmāan Fa Attabi`ūhu Wa Lā Tattabi`ū As-Subula Fatafarraqa Bikum `An Sabīlihi Dhālikum Waşşākum Bihi La`allakum Tattaqūna

Kemudian baca lagi QS. AL-ISRAA (17) : 53...
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: " Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنسَانِ عَدُوّا ً مُبِيناWa Qul Li`ibādī Yaqūlū Allatī Hiya 'Aĥsanu 'Inna Ash-Shayţāna Yanzaghu Baynahum 'Inna Ash-Shayţāna Kāna Lil'insāni `Adūwāan Mubīnāan

Oleh sebab itu mari... usahakan sesudah mengetahui berita ini... kita pun berusaha melaksanakan QS. AT-TAHRIM (66) : 8
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَة ً نَصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّات ٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَه ُُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْء ٍ قَدِيرYā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Tūbū 'Ilá Allāhi Tawbatan Naşūĥāan `Asá Rabbukum 'An Yukaffira `Ankum Sayyi'ātikum Wa Yudkhilakum Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru Yawma Lā Yukh Allāhu An-Nabīya Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Ma`ahu Nūruhum Yas`á Bayna 'Aydīhim Wa Bi'aymānihim Yaqūlūna Rabbanā 'Atmim Lanā Nūranā Wa Aghfir Lanā 'Innaka `Alá Kulli Shay'in Qadīrun

Dengan diketahuinya ayat-ayat tsb. Diatas sehingga kita dimampukan ALLAH SWT dijadikan warasatul Anbiya atau pengikut para Nabi terutama Nabi Muhammad SAW dengan catatan harus melaksanakan QS. AN-NAML (27) : 91-92
Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَه ُُ كُلُّ شَيْء ٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ'Innamā 'Umirtu 'An 'A`buda Rabba Hadhihi Al-Baldati Al-Ladhī Ĥarramahā Wa Lahu Kullu Shay'in Wa 'Umirtu 'An 'Akūna Mina Al-Muslimīna
Dan supaya aku membacakan Al Qur'an (kepada manusia). Maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang sesat maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan".
وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِه ِِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنذِرِينَWa 'An 'Atluwa Al-Qur'āna Famani Ahtadá Fa'innamā Yahtadī Linafsihi Wa Man Đalla Faqul 'Innamā 'Anā Mina Al-Mundhirīna

Sebab kita takut dengan ketetapan ALLAH SWT, bahwa kita tidak akan mendapat perlindungan ALLAH SWT sebagaimana dalam QS. AL-MAA’IDAH (5) : 67
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَه ُُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَYā 'Ayyuhā Ar-Rasūlu Balligh Mā 'Unzila 'Ilayka Min Rabbika Wa 'In Lam Taf`al Famā Ballaghta Risālatahu Wa Allāhu Ya`şimuka Mina An-Nāsi 'Inna Allāha Lā Yahdī Al-Qawma Al-Kāfirīna

Dan QS. AL-KAHFI (18) : 27  
Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (Al Qur'an). Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-Nya.
وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ لاَ مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِه ِِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِه ِِ مُلْتَحَداWa Atlu Mā 'Ūĥiya 'Ilayka Min Kitābi Rabbika Lā Mubaddila Likalimātihi Wa Lan Tajida Min Dūnihi Multaĥadāan

Kemudian perintah membacakan AL-QUR’AN sempurnakan dengan QS. AL-AN’AM (6) : 115...
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقا ً وَعَدْلا ً لاَ مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِه ِِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُWa Tammat Kalimatu Rabbika Şidqāan Wa `Adlāan Lā Mubaddila Likalimātihi Wa Huwa As-Samī`u Al-`Alīmu

Inilah sebagai alat pertama-tama  penyambung sillaturrahim antara manusia dengan manusia, terutama pada keluarga... Baca QS. ASY-SYU’ARAA (26) : 214
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَWa 'Andhir `Ashīrataka Al-'Aqrabīna

Semoga kita semua dan yang mendengar seruan berita gembira peringatan ini dijadikan ALLAH SWT sebagaimana dalam QS. ALI-IMRAN (3) : 193...
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيا ً يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِRabbanā 'Innanā Sami`nā Munādīāan Yunādī Lil'īmāni 'An 'Āminū Birabbikum Fa'āmannā Rabbanā Fāghfir Lanā Dhunūbanā Wa Kaffir `Annā Sayyi'ātinā Wa Tawaffanā Ma`a Al-'Abrāri

Dan juga QS. Al-jin (72) : 13
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Qur'an), kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.
وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِه ِِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّه ِِ فَلاَ يَخَافُ بَخْسا ً وَلاَ رَهَقاWa 'Annā Lammā Sami`nā Al-Hudá 'Āmannā Bihi Faman Yu'umin Birabbihi Falā Yakhāfu Bakhsāan Wa Lā Rahaqāan
Kemudian baca dari ayat  1-5 nya :
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan,
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَر ٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآناً عَجَبا
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami,
يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِه ِِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدا ً
dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.
وَأَنَّه ُُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَة ً وَلاَ وَلَدا ً
Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,
وَأَنَّه ُُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطا ً


dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.
وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِبا ًWa 'Annā Žanannā 'An Lan Taqūla Al-'Insu Wa Al-Jinnu `Alá Allāhi Kadhibāan

Mudah-mudahan kita dijadikan ALLAH SWT, Sesudah mendengar ayat-ayat tersebut dimampukan untuk mempunyai sikap sebagaimana perbuatan jin tatkala mendengar AL-QUR’AN  dibacakan, dan segera menyampaikan AL-QUR’AN kepada kaumnya. Baca QS. AL-AHQAAF (46) : 29-33 ...
29. Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرا ً مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوه ُُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَWa 'Idh Şarafnā 'Ilayka Nafarāan Mina Al-Jinni Yastami`ūna Al-Qur'āna Falammā Ĥađarūhu Qālū 'Anşitū Falammā Quđiya Wa Llaw 'Ilá Qawmihim Mundhirīna
30. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.
قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَاباً أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقا ً لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيق ٍ مُسْتَقِيمQālū Yā Qawmanā 'Innā Sami`nā Kitābāan 'Unzila Min Ba`di Mūsá Muşaddiqāan Limā Bayna Yadayhi Yahdī 'Ilá Al-Ĥaqqi Wa 'Ilá Ţarīqin Mustaqīmin
31. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِه ِِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمYā Qawmanā 'Ajībū Dā`iya Allāhi Wa 'Āminū Bihi Yaghfir Lakum Min Dhunūbikum Wa Yujirkum Min `Adhābin 'Alīmin
32. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata".
وَمَنْ لاَ يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِز ٍ فِي الأَرْضِ وَلَيْسَ لَه ُُ مِنْ دُونِهِ~ِ أَولِيَاءُ أُوْلَائِكَ فِي ضَلاَل ٍ مُبِينWa Man Lā Yujib Dā`iya Allāhi Falaysa Bimu`jizin Al-'Arđi Wa Laysa Lahu Min Dūnihi 'Awliyā'u 'Ūlā'ika Fī Đalālin Mubīnin

33. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى بَلَى إِنَّه ُُ عَلَى كُلِّ شَيْء ٍ قَدِير'Awalam Yaraw 'Anna Allāha Al-Ladhī Khalaqa As-Samāwāti Wa Al-'Arđa Wa Lam Ya`ya Bikhalqihinna Biqādirin `Alá 'An Yuĥyiya Al-Mawtá Balá 'Innahu `Alá Kulli Shay'in Qadīrun


Kemudian teruskan dengan materi taubat...
Semoga kita dijadikan ALLAH SWT termasuk orang yang iman dan taubat, Aamiin ya Rabbal’alamiin....